1.
Definisi
Intimacy
Sternberg
(dalam Papalia, 2004) intimacy adalah
komponen emosi dari cinta yang meliputi perasaan dengan orang lain, seperti
perasaan hangat, sharing, dan
kedekatan emosi serta mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang
mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang
dicintainya. Menurut Baur and Crooks (2008) Intimacy
juga merupakan salah satu upaya untuk membantu orang lain, keterbukaan
dalam sharing, bertukar pikiran, dan
merasakan sedih ataupun senangnya dengan seseorang yang dicintainya.
Bentuk-bentuk intim yaitu dari persaudaraan, persahabatan dan percintaan.
Pertama persaudaraan yaitu hubungan
intim yang terhadap saudara didasarkan adanya hubungan darah. Pada persaudaraan
itu di dalamnya terkandung keakraban. Kehidupan bersama tersebut memungkinkan
segala hubungan terjadi, misalanya keakraban, kedekatan, dan interaksi.
Baumgardner dan Clothers dalam
Hanurawan, (2010). Keintiman adalah suatu konsep yang mengacu pada perasaan
kedekatan atau perasaan keterhubungan diantara dua orang. Perasan-perasaan itu
seperti pada fenomena seseorang memikirkan kesejahteraan orang lain, pemahaman
timbal balik dengan orang lain, dan kemampuan berbagi (sharring) dengan orang lain. Dalam keintiman, orang yang melakukan
interaksi sosial pada suatu hubungan cinta menjadi saling memahami diantara
kedua belah pihak dan terdapat fenomena kehangatan afeksi diantara kedua belah
pihak.
Berdasarkan teori di atas,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan intimasi adalah suatu hubungan timbal balik antar individu, yang terwujud
dengan saling berbagi perasaan dan pikiran yang mendalam, saling membuka diri
serta menerima dan menghargai satu sama lain.
2.
Dimensi
Intimasi
a.
Intensity
b.
Commitment
c.
Emotion
d.
Sexuality
e.
Gender
3.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Keintiman
Atwater, (1983) mengatakan ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi keintiman, yaitu :
a.
Saling terbuka
Saling berbagi pikiran dan perasaan yang dalam, serta
rasa saling percaya diperlukan untuk membina dan mempertahankan keintiman.
b.
Kecocokan pribadi
Adanya kesamaan atau kemiripan latar belakang,
kebudayaan, pendidikan dan persamaan lain yang membuat pasangan memiliki
kecocokan. Meskipun begitu, beberapa perbedaan pasti akan muncul di dalam suatu
hubungan, maka yang terpenting adalah bagaimana mengatasinya. Dengan demikian, bukan
tidak mungkin dengan adanya perbedaan individu tidak dapat melengkapi satu sama
lain.
c.
Penyesuaian diri
dengan pasangan
Berusaha mengerti pandangan pasangan, memahami sikap dan
perasaan pasangan. Dalam hal ini ditekankan pentingnya berkomunikasi secara
efektif, yaitu kemampuan untuk mendengarkan secara efektif dan memberikan
respon dengan cara tidak mengadili. Hal ini akan menciptakan rasa saling percaya
dan penerimaan pada pasangan
4.
Gaya Interaksi yang Intim
Orang dewasa menunjukkan gaya interaksi intim yang
berbeda-beda. Orlofsky (dalam Santrock, 2004) membuat klasifikasi yang terdiri
atas lima gaya hubungan yang intim :
a.
Gaya yang intim (intimate style)
Individu membentuk dan memelihara satu atau lebih
hubungan cinta yang mendalam dan lama.
b.
Gaya pra-intim (preintimate style)
Individu menunjukkan emosi yang tercampur aduk mengenai komitmen, suatu
ambivalensi yang tercermin dalam strategi menawarkan cinta tanpa kewajiban atau
ikatan yang tahan lama.
c.
Gaya yang stereotip
(stereotyped style)
Individu memiliki hubungan artificial
yang senderung didominasi oleh ikatan persahabatan dengan orang yang berjenis
kelamin sama daripada yang berjenis kelamin yang berlawanan.
d.
Gaya intim yang
semu (pseudointimate style)
Individu memelihara attachment
seksual dalam waktu yang lama dengan kadar kedekatan yang sedikit atau tidak
dalam.
e.
Gaya yang mandiri (isolated style)
Individu menarik diri dari perjumpaan sosial dan memiliki
attachment yang sedikit atau tidak
sama sekali dengan individu yang berjenis kelamin sama atau yang berlawanan.
5.
Tahapan-tahapan Perkembangan Intimasi
Menurut Crooks & baur, (1983)
ada beberapa tahapan perkembangan terjadinya iintimasi, yaitu sebagai berikut :
a.
Penerimaan diri
Erikson dalam Crooks & Baur, (1983) percaya bahwa
penerimaan diri yang positif adalah suatu persyaratan untuk suatu hubungan yang
memuaskan. Dengan perasaan positif, individu yang dapat menerima diri dapat
menjadi fondasi untuk menjalin intimasi di dalam hubungan.
b.
Saling berinteraksi
Bila ada interaksi yang berjalan di antara dua individu
maka hal tersebut dapat menjadi dasar yang baik di dalam suatu hubungan yang
positif.
c.
Memberi tanggapan
Jenis-jenis respon atau tanggapan tertentu, misalnya
dengan individu saling mendengarkan, menegrti dan memahami pandangan maka
kelestarian hubungan akan terjaga.
d.
Perhatian
Perhatian yang dicurahkan oleh individu dapat
memotivasikan pasangan dan menjaga kesejahteraan hubungan.
e.
Rasa percaya
Dengan rasa percaya bahwa pasangan akan berlaku secara
konsisten, berusaha untuk membina pertumbuhan dan mempertahankan stabilitas
hubungan, maka keutuhan hubungan akan selalu terjaga.
f.
Kasih sayang
Pengekspresian kasih sayang kepada pasangan dapat
meningkatkan jalinan intimasi diantara pasangan.
g.
Kemampuan untuk
bergembira bersama pasangan
Individu dapat mengutarakan kegembiraan dan kesenangan
dengan cara menghabiskan waktu bersama bersenang-senang bersama.
h.
Berhubungan seksual
Kadang pasangan melakukan hal ini untuk penegekspresikan
perasaannya. Namun bila pasangan melakukan hal tersebut tanpa melalui
tahapan-tahapan sebelumnya maka akan terjadi perasaan kedekatan emosional
diantara keduanya.
apa beda interaksi dengan intimasi mba???
BalasHapusinteraksi belum tentu intim, tetap intimasi sudah pasti melakukan interaksi :)
Hapuskak, ada buku nya atwater tidak ?
BalasHapussebelumnya terima kasih y :)