Gangguan makan bisa dipicu oleh
kurangnya dukungan setelah peristiwa traumatis, misalnya kematian, masalah pada
hubungan, penyiksaan dan kekerasan seksual. Bahkan berpindah-pindah sekolah
atau rumah dapat membuat remaja mengalami gangguan makan.
Hal
tersebut mrupakan hasil sebuah penelitian baru yang diterbitkan oleh Journal of
Clinical Nursing dalam edisi Mei 2012. Penelitian dilakukan pada 26 pasien
wanita dan satu pasien pria berusia 17-64 tahun di sebuah klinik sepsial rawat
jalan. Pasien telah menderita gangguan makan selama kurun waktu 20tahun.
Menurut
Dr Jerica M Berage, tujuan dari studi yang dilakukan adalah untuk mnegetahui
apakah ada hubungan antara peristiwa peralihan dalam kehidupan keluarga dengan
terjadinya gangguan makan.
Gangguan
makan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting dan dengan mengetahui
penyebabnya, kita bisa mengembangkan pengobatan dan dukungan yang lebih
efektif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terdapat 6 peristiwa yang dapat
mempengaruhi terjadinya gangguan makan, seperti :
1.
Transisi sekolah merupakan peristiwa
yang dapat memicu gangguan makan. Mereka mengalami masalah adaptasi saat baru
meninggalkan rumah untuk pergi mengenyam bangku kuliah. Bagaimana mereka merindukan
teman dan keluarga.
2.
Perubahan dalam sebuah hubungan adalah
peristiwa kedua. Berpisah dengan orang yang dicintai bisa membuat gangguan
makan terjadi. Seseorang bisa kehilangan selera untuk makan.
3.
Kematian salah satu anggota keluarga
adalah peristiwa ketiga. Kehilangan salah satu anggota keluarga atau teman
dekat terbukti memberikan efek traumatis. Mereka tidak tahu bagaimana
menghadapi kesedihan dan membutuhkan dukungan.
4.
Transisi pekerjaan dan pindah rumah
adalah peristiwa keempat. Pindah rumah dapat membuat sebagian orang kehilangan
dukungan dari lingkungan yang sudah dijalani di tempat sebelumnya.
5.
Sakit adalah peristiwa kelima. Beberpa pasien
mengatakan bahwa ketika mereka sakit, nafsu untuk makan pun berkurang.
6.
Pelecehan seksual adalah peristiwa
keenam yang bisa memicu gangguan makan.
Referensi
: Psikologi Zone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar