Menurut Erik Erickson (1963)
perkembangan psikososial terbagi menjadi beberapa tahapan. Masing-masing
tahapan psikososial memiliki dua komponen, yaitu komponen yang baik dan tidak
baik. Perkembangan pada fase selanjutnya tergantung pada pemecahan masalah pada
tahapan masa sebelumnya.
Adapun tahapan-tahapan
perkembangan psikososial anak adalah sebagai berikut :
A.
Trust
Vs Mistrust 0-18 months
Merawat dengan
menyediakan konsistensi dan kontinuitas menyebabkan timbulnya rasa percaya,
sedangkan kurangnya pengasuhan melalui pengabaian, tidak konsistensi
menyebabkan ketidakpercayaan.
B.
Autonomy
Vs Shame 1 ½ - 3 tahun
Pengalaman
lingkungan melalui kemandirian dan diferensiasi diri dari orang lain melalui
keterampilan yang memungkinkan tingkat independen untuk otonomi. Perlindungan
yang lebih atau kurangnya dukungan untuk perilaku independen menyebabkan rasa
malu pribadi dan keraguan dalam diri.
C.
Initiative
Vs Guilt 3 – 6 tahun
Kebebasan untuk
mencari identitas seksual dan melalui pertanyaan-pertanyaan tentang identitas
menyebabkan inisiatif. Kurangnya respon dan pembatasan kegiatan oleh orang tua
menyebabkan rasa bersalah.
D. Mastery Vs Inferiority 6 – 12 tahun
Pujian untuk membuat dan melakukan
penghargaan atas prestasi menyebabkan perasan penguasaan. Kritikan dan
pembatasan yang ketat menyebabkan rendah diri.
E. Identity Vs Identity Diffusion 12 –
18 tahun
Peningkatan
jumlah kemandirian dan tanggung jawab dengan konsistensi memungkinkan untuk
melanjutkan identitas. Kurangnya kemandirian dan tanggung jawab dalam masa
perubahan pribadi yang besar menyebabkan kekacauan identitas.
F.
Intimacy
Vs Isolation
Pembentukan
hubungan interpersonal yang mengarah keintiman. Hubungan yang kompetitif dan
kontra prodektif menyebabkan perasaan isolasi pribadi.
G. Generativity Vs Stagnation
Keterlibatan
dengan membesarkan dan membimbing generasi mendatang akan menyebabkan rasa
kegiatan umum. Keprihatinan dengan diri perlu menyebabkan stagnasi.
H. Ego Integerity Vs Despair
Penerimaan waktu dan
hubungan seseorang menyebabkan prestasi dan kegagalan menyebabkan integritas. Penolakan
kehidupan seseorang atau perasaan putus asa atau hilang.
Referensi :
Baruth, L. G., dan Robinson, E. H. 1987.
An Intoduction To The Counseling
Profession. United States of America
Tidak ada komentar:
Posting Komentar