Minggu, 22 April 2012

Triangular Theory of Love ( Strenberg )


Menurut sternberg (1988) cinta adalah sebuah kisah, kisah yang dituliskan oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan persaan seseorang terhadap suatu hubungan. Ada kisah tentang perang memperebutkan kekuasaan, misteri, permainan, dan sebagainya. Kisah ini biasanya mempengaruhi orang bagaimana dia bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan.
            Sternberg (1988) terkenal dengan teori tentang Triangular Theory of Love ( segitiga cinta ). Didalam segitiga cinta itu terdapat komponen-komponen, yaitu :
1.    Keintiman ( Intimacy )
       Keintiman adalah elemen emosi, yang di dalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan ( trust ), kedekatan dan keinginan untuk membina hubungan.
2.    Gairah ( Passion )
       Gairah adalah elemen motivasional yang didasari oleh dorongan dan dalam dirinya yang bersifat seksual, yang mengacu pada kebangkitan fungsi emosi dan fungsi biologis yang kuat.
3.    Komitmen ( Commitment )
       Komitmen adalah suatu konstruk psiologis yang berhubungan dengan keputusan tentang ketertarikan seseorang dengan orang lain dalam suatu hubungan yang mengandung unsur elemen kognitif berupa keputusan untuk secara sinambung dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama.

          Setiap komponen itu pada setiap orang berbeda derajatnya,. Ada yang tinggi hanya di gairah, tetapi rendah  di komitmen. Sedangkan cinta yang ideal itu apabila ketiga elemn itu berada dalam proposi yang sesuai pada suatu waktu tertentu.yang perlu diwaspadai adalah bahwa cinta dalam sebuah hubungan ini  tidak selalu konteks perkawinan. Ketiga komponen ini dapat membentuk berbagai macam tipe hubungan, yaitu :
a.    Nonlove
       Tidak adanya ketiga komponen cinta, hal ini mendeskripsikan sebgaian besar hubungan interpersonal yang hanya interaksi kasual saja.
b.   Liking
       Elemen yang ada hanya intimasi. Ada kedekatan, pemahaman, dukungan emosional, afeksi, keterikatan dan kehangatan. Didalam tipe ini hanya ada persaan suka bukan cinta.
c.    Infatuation Love
       Elemen yang ada dalam tipe ini adalah hasrat. Ini adalah “ cinta pada pandangan pertama”, ketertarikan fisik yang kuat dan gairah seksual tanpa intimasi atau komitmen.kegilaan seperti ini dapat bergelora secara tiba-tiba dan pada sama cepatnya atau dengan beberapa syarat, akan berlangsung dalam waktu yang panjang.
d.   Empty Love
       Elemen yang tersedia hanyalah komitmen. Hubungan yang lama semakin membosankan. Cinta kosong ini sering ditemukan dalam hubungan jangka panjang yang telah kehilangan komponen keintiman dan hasrat, atau dalam pernikahan yang dijodohkan.
e.    Romantic Love
       Adanya unsur intimasi dan hasrat. Hubungan jenis ini saling tertarik secara fisik dan terikat secara emosional. Akan tetapi, mereka tidak terkomitmen pada yang lain.
f.     Companite Love
       Elemen intimasi dan komitmen. Hubungan jenis ini adalah hubungan pertemanan jangka panjang berkomitmen, seringkali terjadi dalam hubungan pernikahan dimana ketertarikan fisik sudah paddam tapi pasangan tersebut merasa dekat satu dengan yang lain dan membuat keputusan untuk tetap bersama.
g.    Fatous Love
       Hanya memiliki hasrat dan komitmen. Dimana cinta ini sulit untuk dipertahankan karena kurang adanya aspek emosi.
h.   Consummate Love
            Ketiga komponen ada dalam cinta “sempurna”  ini, yang diperjuangkan banyak orang, terutama dalam hubungan romantis. Lebih mudah mencapai daripada mempertahankannya. Didalam hubungan ini bukan berarti tak ada persoalan atau konflik, konflik tetap ada, namun hanya berbeda pada aspek solusinya.






Sumber :
Sodiq, Burhan. 2007. Ya Allah, Aku Jatuh Cinta. Solo : Samudera
Papalia, Diana E. 2008. Hman Development. Jakarta : Kencana.

2 komentar: