Senin, 30 April 2012

Galau Bisa Menyebabkan Gangguan Kejiwaan


Galau sudah menjadi tren dikalangan remaja di Indonesia. Galau yang memiliki intensitas terlalu sering ini, bisa mengakibatkan gangguan kejiwaan pada remaja. Gangguan tersebut dinamakan dengan bipolar, yaitu sebuah bentuk gangguan jiwa yang bersifat episodik atau berulang dalam jangka waktu tertentu. Gangguan ini biasanya dimulai dari gejala gangguan mood (suasana hati) dan bisa terjadi seumur hidup.
            Dr A. A. Ayu Agung Kusumawardhani, SpKJ(K) Kepala Departemen Psikiatri RSCM mengatakan  bahwa, remaja yang dikenal sedang mengalami masa-masa galau, memang sangat mudah terserang depresi. Seseorang harus lebih teliti lagi melihat gejala bipolar sebagian bentuk penyesuaian diri atau sudah merupakan episode depresi. Tutur Agung dalam seminar “Galau Bipolar Dapatkah Dikendalikan ?” di Hotel JW Marriot Jakarta, kita harus melihat apakah itu hanya berupa penyesuaian diri pada kesadaran atau sudah merupakan episode depresi.
            Episode depresi biasanya terjadi pada penderita bipolar, minimal setiap hari selama dua minggu. Menurut Agung, hal ini dapat terlihat dari perilakunya, yang tidak mau bertemu dengan orang-orang, pesimistik, memikirkan sesuatu yang nihilstik, maka kemungkinan untuk dapat terpicu bipolar 30 persen.
            Menurut dr. Handoko Daeng, SpKJ(K) Ketua Seksi Bipolar Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia dalam acara seminar tersebut mengatakan, antara depresi reaktif dan depresi pada gangguan bipolar perlu dibedakan. Membedakannya dengan cara melakukan serangkaian tes tertentu. Jenis depresi yang berbeda, karena setiap orang dapat merasakan sedih dan pesimis. Namun bila itu terjadi terus atau disebut sebagai episode depresi, maka perlu dikhawatirkan.
            Beberapa masalah lain yang perlu diperhatikan adalah gangguan bipolar bisa mengakibatkan bunuh diri bagi pnderitanya. Angka bunuh diri yang diakibatkan gangguan bipolar 20 kali lebih tinggi dibandingkan angka bunuh diri dalam populasi umum tanpa gangguan bipolar, yaitu 21,7 persen dibandingkan satu persen.
            Daeng mengatakan, bila dibandingkan dengan penderita skizofrenia, bipolar juga 2-3 kali berpotensi melakukan tindakan bunuh diri. Ada sekitar 10 hingga 20 persen penderita bipolar mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, dan 30 persen lainnya pernah mencoba bunuh diri.




Sumber : Psikologi Zone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar