Sabtu, 17 Maret 2012

Cinta dari Sudut Pandang Psikologi


           Cinta adalah sesuatu yang abstrak dan sulit untuk dipahami, tetapi cinta bisa dirasakan oleh siapa saja dan dimana saja. Cinta juga tidak mengenal usia, tempat, dan waktu karena cinta bisa datang dan pergi tanpa kita sadari. Seorang psikolog, Kelley, membagi cinta menjadi 3 yaitu :

1.    Cinta Karena Nafsu
Cinta jenis ini cenderung tak terkontrol karena hubungan antara dua orang yang atas nama cinta ini dikuasai oleh emosi yang berlebihan. Di sini istilah cinta buta berlaku.
2.    Cinta pragmatis
Pada cinta ini ada keseimbangan antara rasa suka dan duka, atau ada hubungan timbal balik. Sepasang insan ini cenderung dapat mengontrol perasaannya.
3.    Cinta Alturistik
Cinta yang ini biasanya dimiliki oleh ibu untuk anaknya, biasanya disertai kasih sayang tek terbatas.

            Sedangkan menurut Erich Fromm, seorang psikoanalisis. Menurut Fomm, cinta yang berperinsip take and give bukanlah cinta sejati, teteapi cinta dagang.
            Pengorbanan waktu dan energi menjadi ciri cinta rasional. Fomm menjelaskan bahwa ada beberapa unsur cinta :
1.    Care atau Peduli
 Jika kita mencintai seseorang, kita harus menaruh perhatian serius pada kebahagiaan dan perkembangan pribadinya.
2.    Bertanggung Jawab
Siap memenuhi kebutuhan psikis orang yang dicintai dan membuatnya bahagia.
3.    Respect atau Hormat
Mampu memandang dan mnerima orang yang kita cintai dengan apa adanya, kebaikan maupun keburukannya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa mencintai seseorang berarti meminta orang itu memiliki kepribadian dan perilaku serperti yang kita inginkan dan menuruti segala keinginan kita. Hubungan cinta yang ideal itu tidak saling bergantung dan tidak saling mengeksploitasi. Masing-masing mandiri, namun pada saat yang sama dapat saling memberi, saling mendukung dan saling memperkembangkan.



Kesimpulan :
Cinta adalah sesuatu yang abstrak, sehingga sulit untuk didekati secara ilmiah. Cinta hanya bisa dirasakan oleh siapa saja tua, mudah, anak-anak, maupun orang tua. Cinta yang tulus itu cinta yang didasari dengan hati bukan nafsu. Cinta hanya memberi tanpa pamrih atau memberi tanpa menuntut balasan. Hanya dengan melihat orang yang kita cintai bahagia, maka kita pun akan bahagia. Cinta tidak pernah menuntut kesempurnaan tetapi cinta itu selalu menyempurnakan, mampu menerima kebaikan dan keburukan orang yang kita cintai.

Referensi
Sodiq, Burhan. 2007. Ya Allah, Aku Jatuh Cinta. Solo : Samudera

Psikoterapi


1.    Sejarah Psikoterapi
              Psikoterapi berawal dari upaya mneyembuhkann pasien yang menderita penyakit jiwa. Berabad-abad yang lalu orientasi mistik merupakan upaya mengusir roh jahat dengan cara tidak manusiawi (mengisolasikan, mengikat, memangsung, memukul, dan melobangi tenggorokan kepala atau Trepanasi). Philipe Pinel, melakukan pendekatan bersifat manusiawi, yang berorientasi kasih sayang (love oriented approach) dengan mendirikan asylum (rumah seperti benteng utnuk penampungan orang-orang dengan gangguan mental). Anton Mesmer, mempergunakan teknik hypnosis & sugesti, teknik hypnosis kemudian digunakan oleh jean Martin Charcot. Paul Dubois, merumuskan & menekankan peranan penting teknik berbicara (speech technique, talking cure) yang digunakan kepada pasien. Paul Dubois sebagai “ The Frist Psychotherapiest “. Joseph Breuer (senior dari Sigmund Freud) & Sigmund Freud menggunakan tenik hypnosis & teknik berbicara dalam keadaan hypnosis. Pada Sigmund Freud à talking cure dilakukan terhadap pasien dalam keadaan sadar (merupakan cikal bakal lahirnya psikoanalisis).

2.    Pengertian Psikoterapi
              Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara klien dan terapis yang menggunakan prinsip-psinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan perasaan klien supaya membantu klien mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu.
Ciri-ciri dari defenisi mengenai psikoterapi ini, seperti penjelasan dibawah ini :
·      Interaksi Sistematis
Psikoterapi adalah suatu proses yang menggunakan suata interaksi antara klien dan terapis. Kata sistematis di sisni berarti terapis menyusun interaksi-interaksi dengan suatu rencana dan tujuan khusus yang menggambarkan segi pandang teoritis terapis.
·      Prinsip-prinsip Psikologis
Psikoterapis menggunakan prinsip-prinsip penelitian dan teori-teori psikologis serta menyusun interaksi teraupetik.
·      Tingkah Laku, Pikiran dan Perasaan
Psikoterapi memusatkan perhatian untuk membantu pasien mengadakan perubahan-perubahan behaviral, kognitif dan emosional. Serta membantunya supaya menjalani kehidupan yang lebih penuh perasaan. Psikoterapi mungkin diarahkan pada salah satu atau semua ciri dari fungsi psikologus ini.
·      Tingkah Laku Abnormal, Memecahkan Masalah dan Pertumbuhan Pribadi
Sekurang-kurangnya ada tiga kelompok klien yang dibantu oleh psikoterapi. Kelompok pertama adalah orang-orang yang mengalami masalah-masalah tingkah laku yang abnormal, seperti gangguan suasana hati, gangguan penyesuaian diri, gangguan kecemasan atau skizofrenia. Untuk beberapa gangguan ini, terutama gangguan bipolar dan skizofrenia, terapi biologis umumnya memegang peranan utama dalam perawatan. Meskipun demikian, selian perawatan biologis, psikoterapi membantu pasien belajar tentang dirinya sendiri dan memperoleh keterampilan-keterampilan yang akan memudahkannya menanggulangi tantangan hidup dengan lebih baik. Kelompok kedua adalah orang-orang yang meminta bantuan untuk menangani hubungan-hubungan yang bermasalah atau menangani masalah-masalah pribadi yang tidak cukup berat dianggap abnormal, seperti perasaan malu atua binggung mengenai pilihan-pilihan karir. Kelompok ketiga adalah orang-orang yang mencari psikoterapi karena psikoterapi dianggap sebagai sarana untuk memperoleh pertumbuhan pribadi. Bagi mereka psikoterapi adalah sarana untuk penemuan diri dan peningkatan kesadaran yang akan membantu mereka untuk mencapai potensi yang penuh sebagaia manusia.

3.    Tujuan psikoterapi
              Psikoterapi  adalah perawat yang secara umum mempergunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologik terhadap pasien yang  mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian.
              Tujuan psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psiko terapi yang banyak peminat nya :

Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodiaknostik menurut Ivey, et al, 1987 adalah membuat suatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekontruksi kepribadian dilakukan terhadap sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.

Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey, 1991 dirumuskan sebagai, membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sadar. Membantu klein dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.

Referensi :
Gunarsa, D. Singgih. 2007. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia. Yustinus. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta : Kanisius